Mengembangkan (dan Berkembang dengan) Internet of Things
Pada hari Selasa, sebagai bagian dari mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain, saya mengikuti Kuliah Publik “Inovasi IoT untuk Pengembangan Ekonomi Digital”. Acara tersebut diisi pembicara Pak Fadhil Hidayat dari Kelompok Keahlian (KK) Teknologi Informasi ITB.
Kuliah tersebut, yang diadakan oleh salah satu kelompok peneliti dari STEI ITB, terbagi menjadi empat segmen, yaitu:
- Apa itu Internet of Things?
- Hype Cycle dari Internet of Things
- Aspek keamanan (security) Internet of Things
- Makerspaces untuk pengembangan ekonomi digital
Keempat segmen tersebut membentuk satu cerita: Bagaimana kita dapat mengembangkan teknologi Internet of Things untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia.
Komponen dan aspek apa saja yang mesti dipertimbangkan? Bagaimana prediksi perkembangannya di dunia? Apa yang dilakukan oleh STEI ITB sebagai upaya mendukung hal ini di Indonesia?
Apa itu Internet of Things?
Internet of Things yang sederhana didefinisikan sebagai kombinasi things (objek fisik), network atau jaringan yang menghubungkannya dengan perangkat lain, dan application layer yang berfungsi melakukan pemrosesan data.
Internet of Things yang memiliki struktur sederhana ini — simple IoT — memiliki tantangan dan masalah tersendiri, dari terlampau panas (semua pemrosesan dilakukan di satu tempat) hingga malah menjadi menyusahkan (terbatas dan terlalu sederhana). Namun, menurut Pak Fadhil, permasalahan-permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan memanfaatkan arsitektur yang lebih kompleks, yaitu industrial IoT.
Internet of Things juga memiliki karakteristik lain, yaitu smart, yang telah juga dibahas di salah satu Kuliah Publik STEI sebelumnya. Karakteristik tersebut seringkali digunakan sebagai strategi marketing.
Salah satu komponen yang menurut saya menarik dari implementasi Internet of Things adalah komponen connectivity technology, yang menjawab pertanyaan bagaimana devices IoT yang terlibat saling berkomunikasi dan bekerjasama.
Hype Cycle
Teknologi Internet of Things sebetulnya sudah lama dikembangkan, yaitu sejak awal-awal masa perkembangan internet. Namun, ia kemudian kembali hype pada tahun 2012, sebelum mencapai puncaknya pada tahun 2014–-2019.
Pada tahun 2021 pun IoT diprediksi semakin berkembang, di antaranya dalam bentuk konsep digital twin dan konsep Internet of Behavior. Suatu digital twin adalah sebuah objek digital yang merupakan representasi atau model dari sesuatu di physical world — orang, tempat, ada banyak kemungkinan — dan dapat memiliki berbagai fungsi, contohnya sebagai alat simulasi. Sedangkan, Internet of Behavior melibatkan sensor untuk hal-hal seperti emosi, keputusan (decisions), dan companionship.
Aspek keamanan
Tantangan terhadap teknologi Internet of Things dari segi keamanan (security), menurut Pak Fadhil, antara lain adalah kemudahan mendisrupsi jaringan (“mudah diganggu”) dan variasinya standar otentikasi (authentication) yang digunakan. Oleh karena itu, katanya, diperlukan standar IoT yang baik, antara lain dari sisi hardware, komunikasi, dan platform.
Beberapa upaya untuk mengamankan sistem Internet of Things yang dikembangkan oleh KK Teknologi Informasi adalah konsep Efficient Data Aggregration, Smart Pairing, dan preventasi Sybil Attack — sebuah serangan yang menggunakan teknik pemalsuan SSID.
Makerspaces
Makerspace ITB IoT Innovation & Future Digital Economy Lab berfungsi sebagai sandbox untuk pengembangan dan pengujian proyek-proyek yang berkaitan dengan Internet of Things. Selain itu, ia juga dapat digunakan sebagai tempat bertemu dan berdiskusi (baik antara “makers” maupun antara produsen dan pengguna) serta workshop.
Makerspaces diharapkan dapat membantu memunculkan inovasi-inovasi baru, yang kemudian mungkin bisa turut membantu perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
Tulisan ini dibuat sebagai tugas untuk mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain.
