Menyediakan Informasi, Memperhatikan Standarisasi
Pada tulisan saya yang sebelumnya, Peran Teknologi dalam Meningkatkan Partisipasi dalam Pemilu, saya menyarankan berbagai bentuk solusi yamg bertikiam mempengaruhi variabel-variabel probabilitas keikutsertaan seorang individu, seperti:
- biaya
- kesulitan
Sebagai lanjutannya, dalam tulisan saya kali ini untuk mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain saya memilih untuk membahas salah satu ide solusi saja, yaitu website informasi pemilu.
Deskripsi ide untuk penyelesaian masalah
Berikut adalah deskripsi ide saya sebagaimana di-copas langsung dari tulisan saya yang sebelumnya:
Website yang melacak setiap kandidat dan menyediakan datanya dengan cara yang mudah diakses. Pemilih bisa mencari nama kandidat atau nomor urutnya. Pemilih bisa mengatur (setting) agar dinotifikasi di ponselnya saat kandidat di daerahnya masuk berita karena aneh-aneh.
Website tersebut tidak hanya melacak apakah seorang kandidat pernah terlibat dengan urusan KPK, tetapi juga apakah kandidat tersebut menikah dengan kepala daerah pada periode sebelumnya, dan sebagainya.
Bila kandidat tersebut telah terpilih sebagai kepalada daerah sebelumnya, website tersebut juga melacak bagaimana ia telah memenuhi janji-janji kampanyenya yang terakhir.
Singkatnya, website tersebut
- melacak kandidat dan menyediakan datanya
- membuat data tersebut mudah diakses dan dicari
Standar yang diperhatikan
Dalam pembuatan dan implementasi website tersebut, standarisasi-standarisasi berikut dapat diperhatikan:
W3C Accessibility Guidelines (WCAG)
Website yang telah di-ide-kan ini diharapkan, dalam menjalankan tujuannya, akan dapat melayani dan mengayomi seluruh komponen dan lapisan masyarakat Republik Indonesia. Bila tidak, maka tujuan dari website tersebut — untuk meningkatkan partisipasi dalam pemilu — gagal.
Hal ini berarti pengembang website juga mesti memperhatikan dan memikirkan cara menginklusi warga yang mungkin memiliki keperluan yang berbeda — misalnya, mereka tidak dapat mengandalkan penglihatan atau tidak dapat menggunakan mouse (mesti bergantung pada keyboard).
Pengembang website tersebut, berarti, mesti memperhatikan accessibility atau aksesibilitas, yang juga dikenal dengan istilah a11y.
Standarisasi W3C Web Accessibility Initiative atau WAI mengembangkan standarisasi dan sumber informasi untuk implementasi website yang bisa diakses oleh semua kalangan.
W3C Accessibility Guidelines atau WCAG, dari WAI, belum selesai dirancang, tetapi working draft-nya bisa dilihat di sini.
The WCAG 3 documents explain how to make the web more accessible to people with disabilities. WCAG 3 applies to web content, apps, tools, publishing, and emerging technologies on the web.
OWASP Application Security Verification Standard (ASVS)
Behind the scenes, website ini juga bakal memiliki aplikasi, karena mesti ada cara praktis untuk mentransfer dan memperbarui informasi dalam jumlah yang besar.
Oleh sebab itu, aplikasi tersebut juga akan berurusan dengan berbagai macam informasi sensitif, dari password kontributor hingga data di website itu sendiri yang mesti akurat dan tidak di-meddle.
Sehingga, standarisasi OWASP Application Security Verification Standard (ASVS) dapat diberlakukan.
The standard provides a basis for testing application technical security controls, as well as any technical security controls in the environment, that are relied on to protect against vulnerabilities such as Cross-Site Scripting (XSS) and SQL injection. This standard can be used to establish a level of confidence in the security of Web applications.
